Bersua – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (Kanwil DJBC) Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatatkan capaian luar biasa dengan menyumbang Rp5,3 triliun penerimaan negara selama tahun 2024. Angka ini tidak hanya melampaui target sebesar Rp5,06 triliun, tetapi juga menunjukkan pertumbuhan 14,28 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Kanwil DJBC Bali Nusa Tenggara, R. Fadjar Donny Tjahjadi, menyatakan bahwa pencapaian ini didorong oleh pulihnya sektor pariwisata, khususnya di Pulau Bali. Pariwisata yang kembali bergairah setelah pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor utama peningkatan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara, yang akhirnya turut menyumbang pada penerimaan negara.
Kontribusi terbesar dalam pencapaian ini berasal dari bea keluar yang berhasil mencapai Rp3,6 triliun. Angka ini mengalami lonjakan signifikan sebesar 46,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Selain itu, penerimaan cukai juga menunjukkan peningkatan dengan total Rp1,35 triliun, naik 27 persen dari periode sebelumnya.
Meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara juga memengaruhi produksi produk minuman mengandung etil alkohol (MMEA), yang bertambah hingga 2,3 juta liter atau sekitar 11,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini turut memberikan kontribusi besar pada penerimaan cukai di wilayah tersebut.
Selain itu, bea masuk mencatatkan realisasi sebesar Rp335,3 miliar, yang juga tumbuh sebesar 23,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Bea masuk ini sebagian besar diperoleh dari impor bagian mesin untuk pembangunan smelter tambang mineral di NTB serta impor bahan pokok seperti beras dan gula mentah.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukkan bahwa tingkat kunjungan wisatawan asing ke Pulau Dewata selama periode Januari hingga November 2024 mencapai 5,78 juta orang. Angka ini tidak hanya melampaui realisasi tahun 2023 yang mencapai 5,27 juta, tetapi juga berpotensi mendekati atau bahkan melampaui capaian sebelum pandemi pada 2019, yakni 6,3 juta orang.
Fadjar menjelaskan bahwa peningkatan kunjungan wisatawan asing pada tahun 2024 menunjukkan tren yang sangat positif. Dengan tingginya jumlah kedatangan wisatawan, pergerakan ekonomi di wilayah tersebut pun menjadi lebih aktif dan berpotensi terus tumbuh di masa mendatang.
Ia juga menekankan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi antara Bea Cukai, pelaku usaha, dan berbagai instansi terkait. Dalam rangka mengapresiasi kontribusi tersebut, Kanwil DJBC Bali-NTB-NTT memberikan penghargaan Nawasena 2025 kepada sejumlah pihak. Penghargaan ini ditujukan kepada pelaku usaha yang memberikan kontribusi terbesar pada bea masuk, cukai hasil tembakau, cukai MMEA, maskapai penerbangan yang mendeklarasikan bea cukai secara elektronik, industri kecil dan menengah terbaik, penerima fasilitas terbaik, hingga UMKM inspiratif dan pelopor ekspor.
Dengan capaian ini, DJBC Bali-NTB-NTT tidak hanya membuktikan kontribusinya terhadap penerimaan negara, tetapi juga menunjukkan perannya dalam mendukung pemulihan ekonomi di sektor pariwisata dan industri terkait. Keberhasilan ini diharapkan menjadi pijakan untuk capaian yang lebih baik di tahun-tahun mendatang, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.
More Stories
Indonesia dan Fiji Perkuat Kerja Sama Bilateral serta Hubungan Regional
Judul: Serangan Siber di Bandara Malaysia, Peretas Minta Tebusan 10 Juta Dolar AS
Kasus Kekerasan Anak di Jepang Mencapai Rekor Tertinggi, Didominasi Kekerasan Psikologis