19 Mei 2025

Bersua Blog

Seputar Tips Terbaru

Kasus Flu Burung H5N1 Pertama pada Domba Ditemukan di Inggris

Kasus Flu Burung H5N1 Pertama pada Domba

Sumber: antaranews.com

Bersua – Untuk pertama kalinya di Inggris, virus flu burung atau influenza H5N1 ditemukan pada seekor domba. Informasi ini disampaikan oleh pemerintah Inggris pada Senin (24/3), setelah hasil pengujian laboratorium mengonfirmasi adanya infeksi. Kepala dokter hewan Inggris menyatakan bahwa kasus tersebut terdeteksi di Yorkshire, Inggris bagian utara, setelah serangkaian uji laboratorium terhadap susu domba yang terinfeksi menunjukkan hasil positif secara berulang.

Menurut pernyataan dari Departemen Lingkungan Hidup, Pangan, dan Urusan Pedesaan Inggris, kasus ini pertama kali teridentifikasi sebagai bagian dari pengawasan rutin yang dilakukan terhadap ternak di sebuah lokasi yang sebelumnya telah mencatat kasus flu burung pada burung peliharaan. Pemerintah mengambil langkah ini setelah melihat meningkatnya penyebaran virus di beberapa negara lain, termasuk wabah yang melanda sapi perah di Amerika Serikat.

Sebagai tindakan pencegahan, domba yang telah terinfeksi dimusnahkan guna memungkinkan pengujian lebih lanjut. Selain itu, laboratorium referensi nasional flu burung di Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan di Weybridge juga telah melakukan pemeriksaan lebih mendalam terhadap kawanan domba lain yang masih berada di lokasi yang sama.

Hasil pengujian sejauh ini menunjukkan bahwa tidak ada kasus tambahan yang ditemukan pada domba-domba lainnya. Pihak berwenang menegaskan bahwa kasus yang terdeteksi saat ini masih bersifat tunggal dan belum ada indikasi bahwa virus menyebar lebih luas ke populasi ternak lainnya di Inggris.

Dalam pernyataan resminya, pemerintah juga menekankan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan peningkatan risiko infeksi terhadap hewan ternak lain di negara tersebut. Meski demikian, pengawasan tetap diperketat untuk memastikan tidak ada penularan lebih lanjut.

Kepala dokter hewan Inggris, Christine Middlemiss, mengimbau seluruh pemilik hewan ternak agar tetap menjaga kebersihan dengan ketat serta segera melaporkan setiap gejala infeksi yang mencurigakan kepada Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan. Ia juga menegaskan bahwa meskipun risiko terhadap ternak tetap rendah, kewaspadaan harus terus ditingkatkan untuk mencegah potensi penyebaran virus.

Di sisi lain, Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyatakan bahwa flu burung pada dasarnya merupakan penyakit yang terutama menyerang burung. Oleh karena itu, risiko terhadap kesehatan manusia secara umum tetap sangat rendah. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak menyentuh burung liar yang mati atau menunjukkan tanda-tanda sakit, guna mengurangi kemungkinan penularan dari hewan ke manusia.

Penemuan kasus pertama flu burung pada domba ini semakin memperjelas bahwa virus H5N1 tidak hanya mengancam populasi burung, tetapi juga dapat menginfeksi mamalia tertentu. Hal ini mengingatkan otoritas kesehatan dan peternak untuk terus memantau perkembangan wabah serta menerapkan protokol pencegahan dengan lebih ketat.

Pemerintah Inggris saat ini masih melakukan investigasi terhadap bagaimana virus ini dapat menginfeksi domba dan apakah ada potensi risiko yang lebih luas bagi spesies lain. Hasil penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai tingkat ancaman virus ini terhadap sektor peternakan di Inggris dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasinya.

Dengan adanya kasus ini, pihak berwenang juga memastikan bahwa sistem pemantauan penyakit pada hewan ternak akan semakin diperkuat. Program pengawasan yang lebih ketat telah diterapkan untuk mendeteksi kemungkinan penyebaran lebih lanjut serta mencegah dampak yang lebih besar terhadap industri peternakan dan kesehatan masyarakat.

Meskipun hingga saat ini tidak ditemukan kasus tambahan, pemerintah terus mengingatkan bahwa kewaspadaan harus tetap dijaga. Semua langkah pencegahan yang telah diterapkan bertujuan untuk memastikan bahwa virus ini tidak menyebar ke hewan lain maupun ke manusia. Dengan kerja sama antara peternak, ilmuwan, dan otoritas kesehatan, diharapkan flu burung dapat dikendalikan sebelum berdampak lebih luas.