Kolaborasi BNPT dan PP Muhammadiyah: Perkuat Moderasi Beragama di Indonesia

Bersua – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memperkuat sinergi dalam mengedepankan moderasi beragama di Indonesia. Kolaborasi ini dilakukan melalui berbagai penelitian dan kajian mendalam guna menghadapi tantangan ideologi kekerasan yang berkembang di masyarakat.

Kepala BNPT, Komjen. Pol. Eddy Hartono, menjelaskan bahwa pihaknya bersama PP Muhammadiyah sedang berupaya menyusun strategi baru untuk menangkal narasi kelompok dengan ideologi ekstrem. Ia menyampaikan bahwa penelitian dan kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu dikembangkan lebih lanjut demi memperkuat moderasi beragama di Indonesia.

Menurut Eddy, meskipun kondisi keamanan nasional menunjukkan hasil positif dengan tidak adanya serangan teror selama dua tahun terakhir, kewaspadaan tetap menjadi prioritas. Hal ini disebabkan oleh keberadaan jaringan-jaringan bawah tanah yang masih aktif. Eddy menegaskan pentingnya membangun kesadaran kolektif di tengah masyarakat untuk menjaga stabilitas dan persatuan bangsa.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menekankan bahwa moderasi beragama adalah solusi utama dalam menghadapi ideologi kekerasan. Haedar menegaskan bahwa pendekatan ekstremis tidak dapat dilawan dengan cara serupa, melainkan harus dihadapi dengan sikap moderat.

Haedar juga menyoroti bahwa nilai-nilai moderasi tercermin jelas dalam ideologi Pancasila, terutama pada Sila Keempat yang menekankan musyawarah dan kebijaksanaan. Ia menjelaskan bahwa kelompok-kelompok yang berusaha mengubah tafsir Pancasila sesuai kepentingan pribadi justru merusak masa depan bangsa. Oleh karena itu, Haedar menyerukan pentingnya menjaga konsistensi nilai-nilai Pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara.

Sebagai bagian dari upaya mendukung moderasi beragama, BNPT saat ini tengah menyusun Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (Perban) terkait kajian terorisme. Proses ini melibatkan berbagai elemen bangsa, termasuk PP Muhammadiyah, untuk memastikan hasil yang inklusif dan representatif.

Selain itu, kolaborasi BNPT dengan organisasi masyarakat Islam tidak hanya terbatas pada Muhammadiyah. Pada 18 Desember 2024, BNPT juga bertemu dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk memperkuat kerja sama dalam pencegahan radikalisme dan terorisme. Langkah ini menunjukkan komitmen BNPT dalam melibatkan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia untuk menjaga perdamaian dan persatuan bangsa.

Melalui berbagai langkah strategis, BNPT berharap dapat membangun lingkungan yang lebih kondusif bagi moderasi beragama. Kolaborasi dengan Muhammadiyah dan PBNU menjadi wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam mengedepankan dialog, toleransi, serta nilai-nilai moderasi yang sejalan dengan Pancasila.

Ke depan, diharapkan bahwa kerja sama ini akan semakin menguatkan masyarakat dalam menghadapi tantangan ideologi kekerasan. Moderasi beragama bukan hanya menjadi alat melawan ekstremisme, tetapi juga menjadi kunci penting dalam menjaga harmoni di tengah keberagaman bangsa Indonesia.