19 Mei 2025

Bersua Blog

Seputar Tips Terbaru

Pencarian Terhadap Pemancing yang Terseret Arus Banjir Bandang di Pekalongan Terus Dilakukan

Pencarian Terhadap Pemancing yang Terseret Arus Banjir Bandang di Pekalongan Terus Dilakukan

Sumber: merdeka.com

Bersua – Pada Senin malam, 20 Januari 2025, banjir bandang menerjang Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, membawa sejumlah pemancing yang sedang berada di dekat sungai. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah segera turun tangan untuk melakukan pencarian terhadap para korban yang hilang setelah dihantam arus banjir. Relawan dari SAR Pekalongan dan tim lainnya juga diterjunkan untuk membantu menemukan pemancing yang masih belum ditemukan.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh BPBD Jawa Tengah, dilaporkan bahwa ada sekitar 11 hingga 18 orang yang hilang akibat bencana tersebut, meskipun informasi dari warga setempat masih terus berkembang. Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menyatakan bahwa peristiwa tersebut berawal saat sejumlah warga melakukan aktivitas memancing di tepi sungai. Namun, hujan lebat yang mengguyur daerah tersebut menyebabkan arus sungai menjadi sangat deras, sehingga para pemancing terbawa arus.

Selain itu, tim SAR yang mendapatkan informasi mengenai banyaknya korban yang hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kecamatan Petungkriyono segera bergerak ke lokasi kejadian. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang, Budiono, mengungkapkan bahwa 17 orang ditemukan tewas, 13 lainnya mengalami luka-luka, sementara 9 orang masih dalam pencarian. Sebagian besar korban dilaporkan sedang berteduh di rumah Carik yang tersapu longsor atau sedang memancing di sungai ketika bencana terjadi.

Tim yang menerima laporan tentang banyaknya korban hilang langsung mengerahkan tiga tim dari Pos SAR Semarang, Pos SAR Wonosobo, dan Unit Siaga Pemalang. Meski beberapa korban dari desa Kasimpar sudah ditemukan, sejumlah korban yang sedang melintas atau berteduh di sekitar lokasi masih dalam pencarian. Pencarian dilakukan dengan melibatkan sekitar 300 personel dari berbagai instansi, termasuk Basarnas, TNI, Polri, serta masyarakat setempat.

Pencarian sempat dihentikan sementara akibat cuaca yang semakin buruk dengan hujan lebat dan gelapnya suasana. Pihak SAR berencana untuk melanjutkan pencarian pada pagi hari berikutnya, dengan bantuan teknologi seperti drone thermal dan anjing pelacak.

Sementara itu, cuaca ekstrem yang melanda Jawa Tengah disebabkan oleh kemunculan Siklon Tropis Sean yang terpantau di Samudra Hindia, tepatnya di sebelah barat Australia. Kepala Stasiun BMKG Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, menjelaskan bahwa siklon tropis tersebut menyebabkan pola pertemuan angin yang memengaruhi wilayah Jawa Tengah. Gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial juga berkontribusi pada pembentukan awan hujan yang sangat intens di kawasan tersebut.

BMKG juga memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan sambaran petir. Dalam tiga hari ke depan, beberapa kabupaten dan kota di Jawa Tengah diperkirakan masih akan mengalami cuaca ekstrem yang dapat berisiko menimbulkan bencana. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk berhati-hati, terutama mereka yang berada di wilayah rawan bencana.

Pada tanggal 20 hingga 22 Januari 2025, beberapa daerah yang diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrem antara lain Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, dan sejumlah kabupaten serta kota lainnya di Jawa Tengah. Peringatan dini telah dikeluarkan BMKG untuk memastikan bahwa masyarakat dapat mempersiapkan diri menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu.

Pihak berwenang berharap cuaca segera membaik agar pencarian korban dapat dilanjutkan dengan lebih efektif. Keberadaan korban yang masih hilang menjadi fokus utama tim pencari, yang berharap dapat menemukan mereka dalam waktu dekat.